EQUATOR-TV, TANJUNG PALAS – Kunjungan kerja Menteri Pertanian RI, Dr.Ir.H.Andi Amran Sulaiman, M.P dalam upaya gerakan perluasan areal tanam di Provinsi Kalimantan Utara, pada 7-8 Mei 2025 merupakan langkah strategis yang mendorong Kaltara menuju percepatan swasembada pangan di tahun 2025. Dan Desa Sajau Hilir, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara ini, dipilih sebagai lokasi peninjauan Mentan dan rombongan ke lahan tanam padi pada Kamis pagi (08/05/2025).
Letak Kaltara yang berada di kawasan perbatasan ini, dinilai punya posisi strategis dan punya potensi di sektor pertanian yang perlu dioptimalkan. Sebagaimana yang disampaikan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Kementan RI – Dr.Tedy Dirhamsyah, SP.M.AB, dalam wawancaranya dengan Tim Liputan Equator TV.
“Saya kira Kaltara mempunyai peran yang sangat strategis dan politis, karena ini ada di perbatasan dengan negara yang lain dalam hal ini negara Malaysia. Potensi Kaltara dengan tadi potensi yang belum dioptimalkan dari 28.000 Ha kan baru 12.000 Ha, jadi kalau dinaikkan dua kali lipat, saya kira Kaltara akan menjadi salah satu lumbung pangan di Indonesia, bahkan import ke luar negeri dalam hal ini ke negara tetangga, “ujar Tedy optimis.
Saat disinggung soal peran penyuluh dalam percepatan swasembada pangan bagi Kaltara sendiri, Tedy mengaku tim penyuluh terus melakukan penyuluhan dan pendampingan. “Jadi begini, penyuluh itu ada di desa, penyuluh itu adalah pendamping para petani, sehingga para penyuluh perlu untuk meningkatkan pengetahuan, terutama yang teknis karena sekarang tidak mungkin kita menjalankan pertanian dengan pertanian-pertanian tradisional. Maka itulah temen-temen sekarang bisa melihat Brigade Pangan, petani sekarang sudah mahir menggunakan dari traktor kemudian rotavator yang dulunya tidak ada. Combine sekarang inovasi drone karena tentu sangat banyak, lahannya luas tidak bisa tanam tradisional harus modern. Itulah pembekalan untuk kapasitas dari penyuluh,” ujarnya.
Terkait kondisi geografis Kaltara, Tedy juga menyebutkan bahwa diperlukannya peralatan dan perlakuan khusus yang sesuai dengan kebutuhan lahan yang ada. “Karena ini kan umumnya lahan pasang surut dan lahan rawa, harus ada ritme tertentu, teknologi tertentu, adaptasi, dan saya kira kita bisa mencontoh provinsi yang sudah berhasil, mungkin Kaltara saat ini ketergantungan 50 persen dari luar, seperti yang disampaikan pak Menteri, tahun depan semoga (Kaltara) bisa mandiri pangan,” tutupnya.
Hal ini tentunya disambut baik oleh Kepala Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara, Ir.Heri Rudiono, M.Si. “Saya berterimakasih sekali atas kunjungan Kementan RI kali ini, memberikan dampak yang luar biasa untuk kegiatan swasembada beras kita. Tahun ini kita Opla 10.258 Ha, kemudian ditambah 10.000 Ha cetak sawah, maka dengan hitungan itu tahun ini kita sudah swasembada, artinya kita sudah bisa mencukupi 80.000 ton/per tahun, itu sudah tercukupi 2025 ini,” jelas Heri.
Dengan dukungan Brigade Pangan dan peralatan yang memadai, serta mengupayakan pembuatan tanggul-tanggul air, air tanah dan sumur bor, serta didukung iklim curah hujan yang relatif tinggi, DPKP Kaltara optimis swasembada pangan ini segera terwujud (RK)