EQUATOR TV-TARAKAN, Upaya cegah dini pencegahan stunting hingga kini terus dilakukan pemerintah. Pada Senin pagi (25/11/2024), BKKBN Kota Tarakan bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menggelar kegiatan Diseminasi Hasil Audit Kasus Stunting (AKS), bertempat di Ruang Serbaguna Pemkot Tarakan.
Acara ini bertujuan membahas hasil analisis tim pakar yang melibatkan Dokter Spesialis Kandungan, Dokter Spesialis Anak, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Persatuan Ahli Gizi Indonesia, dan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).
Kegiatan ini juga berfokus pada peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat untuk mencegah stunting, kehamilan usia dini, dan mendukung pemberian ASI eksklusif bagi bayi. Selain itu, intervensi terhadap kasus stunting pada batita dan ibu hamil menjadi perhatian khusus agar perkembangan bayi tidak terganggu dan risiko ketidaknormalan dapat diminimalisasi.
Berdasarkan data, angka stunting di Kota Tarakan sebelumnya mencapai 29,5 persen dan kini turun menjadi 14,2 persen. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu mencapai target nasional di tahun mendatang melalui edukasi dan sosialisasi intensif dari tim BKKBN Kota Tarakan.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Hj.Hadriana P.Nyompa selaku Penyelenggara Tim BKKBN Kota Tarakan dalam wawancaranya dengan Tim Liputan. “Dari kegiatan ini diharapkan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat Kota Tarakan, khususnya terkait permasalahan stunting pada anak dan ibu hamil, ujarnya.
Selain itu, Hadriana juga menyampaikan harapannya untuk kegiatan ini. “Kegiatan AKS ini akan terus dilaksanakan setiap tahun dengan dukungan tenaga kesehatan, dokter spesialis, dan organisasi kesehatan untuk menjadi wadah bagi masyarakat yang memerlukan pendampingan agar terhindar dari masalah stunting”, tutupnya.(IK)