EQUATOR-TV.COM , REQnews – Umat manusia harus bersiap menghadapi kemungkinan pencemaran tingkat ekstrem, berupa penumpukan sampah di laut yang diprediksi melebihi jumlah ikan pada tahun 2050.
Hal ini disampaikan oleh Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, yang menyebut polusi akibat sampah plastik sudah terasa dampaknya pada ekosistem dan kesehatan.
“Ilmuwan memprediksi bahwa tahun 2050 akan lebih banyak sampah plastik di lautan dibanding ikan, apabila kita tidak melakukan langkah-langkah ini. Jadi nanti, kita ke laut tidak melihat ikan lagi tapi melihat sampah plastik dan sampah plastik ini jadi musuh kita bersama. Sama seperti kita menangani Covid-19 dan Covid-19 kita bikin musuh bersama. Jadi saya mohon kita semua harus bahu-membahu,” kata Luhut, Kamis 27 Oktober 2022.
Luhut menjelaskan, bahwa penanganan sampah plastik harus dilakukan dengan pendekatan blue economy, yang menyeimbangkan ekologi, ekonomi dan sosial.
“Ini saya kira menjadi sangat penting sekali untuk kita pahami. Jadi blue economy ini, menjadi satu topik dunia sekarang dan Indonesia menunjukkan salah satu negara yang betul-betul bisa melakukan kerjasama secara terintegrasi,” ujar Luhut.
Ia menegaskan, ancaman sampah plastik benar-benar harus dicegah. Level bahayanya sudah lintas negara dan harus ditangani secara bersama-sama. “Jadi kita harus bersihkan, sampai sekarang kita tidak mencari siapa yang salah. Tapi kita tahu, plastik itu bisa menjadi mikroplastik dan mikroplastik dimakan oleh ikan, dan ikan dimakan oleh manusia, itu akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Dan lebih parah, kalau dimakan ibu-ibu hamil, anaknya bisa juga cacat karena itu. Jadi, kita tidak mau generasi akan datang Indonesia cacat karena mikroplastik itu,” ucap Luhut.***
Disadur dari www.reqnews.com