EQUATOR-TV, TARAKAN – Sudahkan angka stunting Tarakan menurun ? Pemerintah Kota Tarakan kembali menggelar Rembuk Stunting pada Selasa pagi (11/03/25) di Gedung Serbaguna Pemkot Tarakan.
Acara ini dibuka oleh Wali Kota Tarakan, dr.H.Khairul, M.Kes yang kali ini diwakili oleh Sekretaris Daerah Kota Tarakan, Ir.Jamaluddin, serta dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK, Ketua DPRD Kota Tarakan, perwakilan dari BKKBN Provinsi Kalimantan Timur, serta kampus Universitas Borneo Tarakan.
Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (KPPK) BKKBN Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Nurizky Permanajati, M.H., mengungkapkan bahwa meskipun angka stunting nasional masih cukup tinggi, terjadi penurunan signifikan di Kota Tarakan. Berdasarkan data terbaru, angka stunting di Kota Tarakan mencapai 14,8 persen pada tahun 2023, lebih baik dibandingkan angka nasional yang masih di kisaran 21 persen. Kota Tarakan memiliki harapan untuk mencapai target nasional 14 persen pada tahun 2024.
Dr.Nurizky juga menjelaskan bahwa penurunan angka stunting tidak terjadi secara otomatis, melainkan melalui berbagai pendekatan, termasuk edukasi kesehatan bagi remaja. Menurutnya, penting bagi remaja untuk memahami aspek kesehatan dan pemenuhan gizi agar mereka dapat menjadi calon orang tua yang sehat.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Tarakan, Jamaludin, saat membacakan pidato Wali Kota Tarakan, menyebutkan komitmen Kota Tarakan untuk mengurangi angka stunting. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antar stakeholder dengan pendekatan Pentahelix dalam upaya menuntaskan masalah stunting di kota ini, sehingga dapat tercapai hasil yang lebih baik.
Rembug Stunting kali ini dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tarakan, Hasman Parigi, S.E., M.M, serta menghadirkan Kepala Bappeda Litbang, Catur Hendratmo, S.T.P., M.M., yang hadir untuk menyampaikan paparannya tentang stunting di Tarakan. Catur mengungkapkan bahwa, “Fokus penanganan stunting di Kota Tarakan akan diarahkan pada tiga lokasi khusus, yaitu Selumit Pantai, Pantai Amal, dan Juwata Laut. Lokasi-lokasi ini dipilih karena merupakan daerah pesisir yang membutuhkan perhatian lebih dalam hal edukasi dan tindakan preventif, “ujarnya.
“Penyebab stunting bukan hanya terbatas pada masalah gizi, tetapi juga pola asuh dan pengetahuan orang tua tentang nutrisi yang dibutuhkan anak. Oleh karena itu, upaya untuk mencapai “new zero stunting” dengan target penurunan angka stunting di bawah 14 persen harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat, termasuk perusahaan-perusahaan di wilayah Tarakan”, tutupnya.
Dengan semangat kolaborasi dan komitmen bersama, Pemkot Tarakan optimis dapat menurunkan angka stunting dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas di masa mendatang (RS)